Minggu, 28 Desember 2014

PERTENTANGAN SOSIAL DAN INTEGRASI MASYARAKAT

  • Perbedaan Kepentingan
     Timbulnya tingkah laku individu didasari oleh kepentingan. Individu berperilaku karena memiliki dorongan untuk memenuhi kepentingannya. Kepentingan memiliki sifat esensial untuk kelangsungan hidup individu, jika individu  berhasil memenuhi kepentingannya, pasti individu tersebut akan merasakan kepuasan begitu juga sebaliknya jika ia gagal dalam memenuhi kepentingan akan menimbulkan masalah baik bagi dirinya maupun lingkungan.

     Setiap individu tentu memiliki kepentingan yang berbeda dalam mengerjakan sesuatu. Demikian pula dengan kelompok. Setiap kelompok memiliki kepentingan yang berbeda-beda dalam melihat atau mengerjakan sesuatu. Kepentingan itu dapat menyangkut politik, sosial, ekonomi, dan budaya.

     Perbedaan kepentingan itu antara lain berupa :
1. Untuk memperoleh kasih sayang.
2. Untuk memperoleh harga diri.
3. Untuk memperoleh penghargaan yang sama.
4. Untuk memperoleh prestasi dan posisi.
5. Untuk dibutuhkan orang lain.
6. Untuk memperoleh kedudukan di dalam kelompoknya.
7. Untuk memperoleh rasa aman dan perlindungan diri.
8. Untuk memperoleh kemerdekaan diri.

     Kenyataan-kenyataan tersebut menunjukkan ketidakmampuan suatu ideologi mewujudkan idealism hingga menghasilkan kondisi disintegrasi atau konflik. Permasalahan utama dalam tinjauan konflik yaitu adanya jarak yang terlalu besar antara harapan dengan kenyataan antara pelaksanaan dan hasilnya, kenyataan itu disebabkan oleh sudut pandang yang berbeda antara pemerintah sebagai pemegang kendali ideologi dengan berbagai kelompok kepentingan.


  • Prasangka, Diskriminasi dan Etnosentrisme
A. Pengertian Prasangka Diskriminasi
     Prasangka adalah sikap yang negatif terhadap sesuatu tanpa ada alasan yang mendasar atas pribadi tersebut. Diskriminasi adalah pembedaan perlakuan terhadap sesama warga negara (warna kulit, golongan, suku, ekonomi, agama, dsb).
      
     Prasangka dan diskriminasi adalah stereotyping, yaitu suatu kecenderungan untuk mengidentifikasi dan menggeneralisasi setiap individu, benda dan sebagainya ke dalam kategori-kategori yang sudah dikenal. Prasangka dan diskriminasi berhubungan erat satu dengan yang lainnya karena pada teorinya prasangka bersumber pada satu sikap dan diskriminasi menunjuk pada satu sikap, prasangka dapat menjadi dasar dari diskriminasi, dan pada akhirnya mereka akan melakukan tindakan yang negatif.

     Apabila muncul suatu sikap berprasangka dan diskriminatif terhadap kelompok sosial lain, atau terhadap suku bangsa , kelompok etnis tertentu, bisa jadi akan menimbulkan pertentangan-pertentangan yang lebih luas. Suatu contoh : Beberapa peristiwa yang semula menyangkut beberapa orang saja bisa menjadi luas dan melibatkan sejumlah orang, misalnya akibat berebut pacar antar geng motor bisa menyebabkan kerusuhan dan meresahkan orang lain.

B. Sebab - Sebab Timbulnya Prasangka dan Diskriminasi
     Sebab timbulnya prasangka dan diskriminasi: 

1. Konflik langsung antar kelompok, prasangka muncul karena kompetisi antarkelompok sosial untuk memperoleh kesempatan atau komoditas yang berharga yang berkembang menjadi rasa kebencian, prasangka dan dasar emosi.

2. Kategorisasi Sosial, yakni kecenderungan untuk membuat kategori sosial yang membedakan antara in-group“kita” dengan out-group“mereka”. 

3. Mekanisme kognitif lain, ilusi tentang hubungan yaitu kecenderungan melebih-lebihkan penilaian tingkah laku negatif dalam kelompok yang relatif kecil.

4.  Pengalaman awal, prasangka dipelajari dan dikembangkan dengan melalui pengalaman langsung dan observasi/vicarious.

C. Usaha - Usaha Mengurangi atau Menghilangkan Prasangka dan Diskriminasi
     Mengatasi dampak prasangka dan diskriminasi yaitu sebagai berikut.

1. Perbaikan kondisi sosial ekonomi, dengan program pemerataan pembangunan oleh pemerintah

2. Perluasan kesempatan belajar bagi seluruh warga Indonesia, tidak hanya dinikmati oleh kalangan atas saja.

3. Sikap terbuka dan sikap lapang serta selalu menjalin komunikasi dua arah agar tidak terjadi kecurigaan antara satu orang dengan lainnya.

D. Pengertian Etnosentrisme
     Etnosentrisme adalah sikap menilai unsur-unsur kebudayaan lain dengan menggunakan kebudayaan sendiri. etnosentrisme dapat diartikan pula sebagai sikap yang menganggap cara hidup bangsanya merupakan cara hidup yang paling baik. Ketika suku bangsa yang satu menganggap suku bangsa yang lain lebih rendah maka sikap demikian akan menimbulkan konflik.

     Di sisi yang lain, jika dilihat dari fungsi sosial, etnosentrisme dapat menghubungkan seseorang dengan kelompok sehingga dapat menimbulkan solidaritas kelompok yang sangat kuat. Dampak positif dari etnosentrisme yaitu dapat mempertinggi semangat patriotisme, menjaga keutuhan dan stabilitas kebudayaan, serta mempertinggi rasa cinta pada bangsa sendiri.

  • Pertentangan Sosial atau Ketegangan dalam Masyarakat


     Konflik mengandung pengertian tingkah laku yang lebih luas daripada yang biasa dibayangkan orang dengan mengartikannya sebagai pertentangan yang kasar atau perang. Dalam hal ini terdapat tiga elemen dasar yang merupakan ciri dari situasi konflik, yaitu: terdapat dua atau lebih unit-unit atau bagian yang terlibat dalam konflik. Unit-unit tersebut mempunyai perbedaan-perbedaan yang tajam dalam kebutuhan, tujuan, masalah, sikap, maupun gagasan-gagasan.Terdapat interaksi diantara bagian-bagian yang mempunyai perbedaan tersebut. Konflik merupakan suatu tingkah laku yang dibedakan dengan emosi-emosi tertentu yang sering dihubungkan dengan kebencian atau permusuhan, konflik dapat terjadi pada lingkungan.

- Pada taraf di dalam diri seseorang, konflik menunjuk adanya pertentangan, ketidakpastian atau emosi dan dorongan yang antagonistic dalam diri seseorang.

- Pada taraf kelompok, konflik ditimbulkan dari konflik yang terjadi dalam diri individu, dari perbedaan pada para anggota kelompok dalam tujuan, nilai-nilai dan norma, motivasi untuk menjadi anggota kelompok, serta minat mereka.
  
- Pada taraf masyarakat, konflik juga bersumber pada perbedaan antara nilai-nilai dan norma-norma kelompok dengan nilai-nilai dan norma-norma dimana kelompok yang bersangkutan berada.


  • Golongan - Golongan Yang Berbeda dan Integrasi Sosial
     Masyarakat Indonesia digolongkan sebagai masyarakat majemuk yang terdiri dari berbagai suku bangsa dan golongan sosial yang dipersatukan oleh kesatuan nasional yang berwujudkan Negara Indonesia.

    Aspek-aspek dari kemasyarakatan :
1.Suku bangsa dan kebudayaannya.
2. Agama
3. Bahasa
4. Nasional Indonesia.

     Integrasi Sosial adalah proses penyesuaian di antara unsur-unsur yang berbeda dalam kehidupan bermasyarakat. Menurut pandangan para penganut fungsionalisme struktural, sistem sosial senantiasa terintegrasi terdiri atas dua landasan berikut:

1. Suatu masyarakat senantiasa terintegrasi di atas tumbuhnya konsensus di antara sebagian besar anggota masyarakat.


2. Masyarakat terintegrasi karena berbagai anggota masyarakat sekaligus menjadi anggota dari berbagai kesatuan sosial.

     Menurut William F. Ogburn dan Mayer Nimkoff, syarat berhasilnya suatu integrasi sosial adalah:
1. Anggota-anggota masyarakat merasa bahwa mereka berhasil saling mengisi kebutuhan-kebutuhan satu dengan lainnya
2. Masyarakat berhasil menciptakan kesepakatan bersama mengenai norma dan nilai.
3. Norma-norma dan nilai sosial itu berlaku cukup lama dan dijalankan secara konsisten.


  • Integrasi Nasional


     Integrasi Nasional adalah penyatuan bagian-bagian yang berbeda dari suatu masyarakat menjadi suatu keseluruhan yang lebih utuh. Selain itu dapat pula diartikan bahwa integrasi bangsa merupakan kemampuan pemerintah yang semakin meningkat untuk menerapkan kekuasaannya di seluruh wilayah (Mahfud MD, 1993: 71).

- Integrasi tidak sama dengan pembauran atau asimilasi.

- Integrasi diartikan integrasi kebudayaan, integrasi sosial, dan pluralisme sosial.

- Pembauran dapat berarti asimilasi dan amalganasi.

- Integrasi kebudayaan berarti penyesuaian antar dua atau lebih kebudayaan mengenai berapa unsur kebudayaan (cultural traits) mereka, yang berbeda atau bertentangan, agar dapat dibentuk menjadi suatu sistem kebudayaan yang selaras (harmonis).

- Melalui difusi (penyebaran), di mana-mana unsur kebudayaan baru diserap ke dalam suatu kebudayaan yang berada dalam keadaan konflik dengan unsur kebudayaan tradisional tertentu.


Sumber :
http://blog-pelajaransekolah.blogspot.com/2013/06/pengertian-etnosentrisme.html
http://nadiaswahedi.blogspot.com/2012/12/normal-0-false-false-false-in-x-none-x.html
http://psibadi-oktavia.blogspot.com/2013/01/psikologi-sosial-prasangka-dan.html
http://www.bisosial.com/2012/10/pengertian-integrasi-sosial.html
http://yanceqalam.wordpress.com/2012/12/04/7-pertentangan-sosial-dan-integrasi-masyarakat/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar